LP Ma’arif Ponorogo- Setelah kemarin mempelajari tauladan dari sepenggal sejarah dari KH Wahid Hasyim, pada kesempatan kali ini terdapat kisah dari teman sejawat KH Wahid Hasyim, beliau adalah KH Abdullah Ubaid.
Tokoh kelahiran kota pahlawan (Surabaya) tepatnya pada tahun 1899 merupakan sosok yang telah menunjukkan keistimewaannya sejak masih muda. Untuk tokoh yang satu ini bisa dikatakan sebagai salah seorang tokoh pemuda yang mendahului zamannya. Pendidikan formal pertama beliau dari Madrasah Al-Chairiyah, Surabaya. Setelah menyelesaikan masa belajarnya di madrasah tersebut, KH Abdullah Ubaid memutuskan untuk kembali ke Pasuruan.
Saat beliau menginjak usia 14 tahun, KH Abdullah muda dikirim ke Ponpes Tebuireng untuk meneruskan pendidikan di bawah asuhan Hadratusysyaikh KH Hasyim Asy‘ari. Usai menyelesaikan pendidikan di Tebuireng, tahun 1919 beliau diangkat menjadi guru di Madrasah Nahdlatul Wathan dan juga diminta mengajar di Madrasah Al-Chairiyah, yang mana bahasa pengantarnya menggunakan bahasa Arab.
KH Abdullah Ubaid mampu memberikan kontribusi yang besar bagi kemajuan Nahdlatul Wathan, ketika beliau berperan di dalamnya baik sebagai guru maupun sebagai inovator sekaligus kontributor yang dapat membuka cabang-cabang di beberapa kota di luar Surabaya.
Selain menggeluti dunia pendidikan, beliau juga tercatat sebagai salah satu tokoh pendiri GP Anshor bersama KH Mahfudz Siddiq dan KH Thohir Bakri. Organisasi tersebut pada awalnya bernama Syubbanul Wathan yang didirikan pada tahun 1924, 8 tahun kemudia organisasi tersebut berubah menjadi BANO (Barisan Ansor Nahdlatul Oelama). Setelah BANO, organisasi tersebut merubah namanya lagi menjadi ANO (Ansor Nahdlatul Oelama), dan pada akhirnya menjadi GP(Gerakan Pemuda) Ansor terus bertahan hingga sekarang.
KH Abdullah Ubaid juga dikenal sebagai tokoh pendidikan, sebagaimana ditulis teman beliau sendiri yakni KH Wahid Hasyim dalam artikelnya yang berjudul “Abdullah Ubaid Sebagai Pendidik” yang dimuat di majalah yang diterbitkan Lembaga Pendidikan Ma’arif “Suluh NU”, Agustus 1941.
Jelas salah, bila menganggap diri kita selalu benar
Gus Mus
Sumber : https://www.maarifnujatim.or.id/
Editor : Ihsan