LP Ma’arif Ponorogo- Setelah belajar dari kisah 2 tokoh besar dari LP Ma’arif lainnya yaitu KH Wahid Hasyim dan KH Abdullah Ubaid, kali ini akan dibahas sahabat dekat dari 2 tokoh diawal yakni KH Mahfudz Shiddiq. Langsung saja tanpa perlu lama-lama, berikut akan disajikan fakta-fakta dan jasa-jasa beliau semasa menjadi aktivis muda NU dahulu.
Kisah dimulai saat beliau sedang menuntut ilmu di Ponpes Tebuireng, KH Abdullah Ubaid muda bertemu dan berteman akrab dengan pemuda asal kota Jember yakni KH Mahfudz Siddiq muda. Seorang pemuda yang di kemudian hari dikenal sebagai penggerak NU lewat majalah dan organisasi kepemudaan. Pada masa remajanya, KH Mahfudz Shiddiq adalah seorang aktivis dan organisatoris yang sangat piawai. KH Mahfudz Shiddiq yang pernah menjabat sebagai Ketua Tanfidziyah PBNU, Rais PBNU, adalah perumus konsep -Mabadi Khaira Umah-, perintis Gerakan Muawanah, Pemimpin Majalah ―Berita Nahdlatul Ulama-.
Belum banyak yang mengetahui, bahwa KH Mahfudz Shiddiq juga menulis buku -Ijtihad dan Taqlid untuk Rekonsiliasi-. Insting/naluri sebagai pendidik KH Mahfudz Shiddiq sangat mencolok sekali sepanjang masa hidupnya, mulai dari saat muda hingga masa dewasanya. Bermula dari menjadi pengasuh dan pengajar bagi adik-adiknya, KH Mahfud Shiddiq dikenal sebagai sosok yang sabar, tenang, dan sangat cerdas. KH Mahfud Shiddiq juga gemar berpenampilan necis dan rapi. Wawasan berfikirnya amat luas dan modern, baik dalam ilmu agama maupun pengetahuan umum. Sebagaimana dua sahabatnya (KH Wahid Hasyim dan KH Abdullah Ubaid), beliau juga meninggal saat usia yang relative muda, yakni 38 tahun ( lahir pada tahun 1906 meninggal pada tahun 1944).
Pertemuan founding fathers antara KH Wahid Hasyim, KH Mahfudz Shiddiq dan KH Abdullah Ubaid pada awal September 1929 di kantor Hoof Bestur Nahdlatul Oelama (HBNO) Jl. Bubutan Kawatan Surabaya itu membuahkan hasil perlunya dibentuk lembaga/bagian di HBNO yang khusus mengurusi pendidikan, dan singkat cerita pertemuan itu melahirkan lembaga yang diberi nama LP Ma‘arif. Usulan pembentukan LP Ma‘arif itu disahkan pada tanggal 19 September 1929 di Muktamar NU ke-4 yang dilaksanakan 17-20 September 1929 di Kota Semarang. Hasil Muktamar Semarang sendiri menunjuk Abdullah Ubaid sebagai Ketua yang membidangi LP Ma‘arif (pendidikan).
Agama dan nasionalisme adalah dua kutub yang tidak bersebrangan, nasionalisme adalah bagian dari agama dan keduanya saling menguatkan
Hadrartussyech KH Hasyim Asy’ari
Sumber : https://www.maarifnujatim.or.id/
Editor : Ihsan